Disebutkan dalam Al-Qur'an, judi merupakan perbuatan setan
Keharaman perbuatan judi merupakan status mutlak yang telah tertulis dalam ayat suci Al-Qur'an, tepatnya dalam QS Al-Maidah ayat 90, berbunyi:
إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan,” (QS. Al Maidah: 90).
Dalam ayat tersebut, Allah menyebut judi sebagai salah satu bentuk perbuatan setan. Judi perlu dihindari karena bersifat haram.
Dengan menjauhi segala perbuatan yang dilakukan setan, maka hidup akan terasa lebih tentram dan tenang. Uang yang dihasilkan dari judi baik sedikit maupun banyak tetaplah haram.
Segala bentuk perjudian yang dilakukan secara offline atau online hukumnya haram
Dengan bermodalkan internet dan sepeser uang ribuan rupiah, banyak orang memilih mengadu nasib terjun ke dunia perjudian. Padahal, judi online merupakan sikap buruk yang perlu dihindari umat muslim.
Mengutip dari laman resmi MUI, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali, telah menegaskan bahwa segala bentuk perjudian yang dilakukan secara langsung (offline) atau daring (online) itu hukumnya haram.
Istri bisa memutuskan bercerai jika tidak terima suaminya berjudi
Salah satu sikap baik Allah adalah Maha Pemaaf alias mudah memaafkan umatnya. Jika sudah diberitahu dan suami ingin berhenti dengan bertobat, maka Allah akan mengampuninya.
“Kalau dia (yang berjudi) mau bertobat, maka dia tak berdosa. Orang yang bertobat maka tidak berdosa,” jelas Ustaz Somad.
Jika seorang suami terlibat perjudian, maka pilihan istri hanyalah dua, yakni memaafkan atau menerimanya. Jika Mama tidak mau terima, maka Mama bisa memutuskan hubungan.
“Kalau ibu tak mau terima, maka bercerai. Ibu bisa memutuskan hubungan namanya khulu, kalau laki laki namanya talak artinya cerai. Kalau mau lanjut, suami yang bertobat bisa diterima dengan baik. Kalau nggak terima bisa gugat ke pengadilan,” pungkasnya.
Jadi itulah cara menyikapi suami yang suka main judi menurut ustaz Abdul Somad. Semoga informasinya membantu, ya.
Binsar Hutapea | 14 Januari 2022 | 11:00 WIB
TABLOIDBINTANG.COM - Tidak mudah menikah dengan seseorang yang pemarah. Beberapa suami mungkin bisa mengendalikan diri ketika marah sehingga tidak menyakiti istri mereka. Namun, tak dipungkiri juga ada yang karena emosi tega melakukan kekerasan pada pasangannya.
Jika Anda pernah mengoreksi kebiasaan marah suami, tetapi dia tidak berubah, jangan khawatir. Anda bisa melakukan beberapa cara ini untuk menghadapi pasangan yang pemarah.
Tetap tenang saat suami marah
Ketika melihat suami marah, Anda mungkin terdorong untuk berdebat dan terlibat dalam perang kata-kata yang kejam. Namun, sebenarnya cara yang paling baik adalah mencoba meredakan situasi dengan tetap tenang dan tidak membalas ejekannya. Memiliki pertengkaran yang buruk bisa membuat pasangan Anda lebih marah dan menjadi agresif dan lebih kasar. Oleh karena itu, cobalah melontarkan kata-kata Anda dengan suara yang menenangkan dengan pertimbangan untuk mengakhiri pertengkaran.
Bangun jaringan di luar pernikahan Anda
Mungkin wajar bila Anda ingin menyampaikan kesedihan kepada ibu mertua atau mungkin ipar perempuan Anda. Namun, mungkin saja mereka tak pernah tahu sisi pemarah suami Anda. Karenanya, penilaian mereka mungkin bias dan dalam kasus terburuk, mereka mungkin menolak untuk mempercayai ketika Anda berbicara tentang masalah kemarahan suami Anda. Oleh karena itu, Anda harus memiliki sistem pendukung dari teman atau kerabat yang dapat Anda percayai.
Jangan pernah takut untuk pergi
Wanita sering kali takut meninggalkan pertengkaran yang memanas karena tahu betul bahwa itu mungkin berakhir dengan kekerasan fisik. Meskipun itu bukti kalau Anda menghargai pasangan, tetapi Anda harus lebih memperhatikan keselamatan diri sendiri dan pergi tepat waktu sebelum pertengkaran berujung pada perkelahian. Jika Anda telah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual dalam pernikahan, maka Anda harus menghubungi pihak kepolisian setempat untuk meminta bantuan. Jangan pernah takut menjauh dari situasi yang buruk, karena Anda dapat membangun kembali hidup Anda menjadi lebih bahagia.
Fimela.com, Jakarta Kita hidup di era digital, di mana smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Tentu dengan adanya tekonologi yang semakin berkembang dapat memudahkan kita dalam melakukan banyak hal. Namun, perlu kita sadari bahwa kita juga perlu memiliki kendali dalam menggunakan teknologi tersebut. Jika tidak, maka kita akan mengalami beberapa masalah baik itu untuk kehidupan sosial atau bagi kesehatan tubuh kita.
Terlalu asyik dengan dunia maya bisa menjauhkan dan merusak hubungan sosial kita baik itu dengan teman, keluarga atau bahkan dengan pasangan. Tak sedikit beberapa pasangan mengeluh tentang pasangan mereka yang terlalu malas dan suka menghabiskan banyak waktu bermain gadget. Tapi tenang, Sahabat Fimela bisa mengatasi permasalah tersebut dengan beberapa tips berikut dari FIMELA. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
Selain istri, wali juga perlu memberitahukan suami untuk berhenti berjudi
Semua lika-liku kehidupan merupakan musibah yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Ujian yang diberikan pasti sesuai dengan kemampuan hambanya masing-masing. Lagi pula, segala bentuk ujian diberikan agar umat-Nya mendapat pahala sebagai bekal masuk surga.
Ustaz Abdul Somad menjelaskan bahwa seorang istri mempunyai enam orang wali, yaitu ayah, kakek, abang, adek, abang dari ayah, dan adek dari ayah.
Jika suami dari Mama bermain judi, maka yang harus dilakukan bukanlah memarahi suami, namun disarankan untuk melaporkan hal tersebut kepada wali yang dipercayai.
“Kalau suami ibu main judi, maka ibu bukan ngamuk ngamuk sama bapak, tapi melapor kepada wali. Wali yang memanggil suami untuk diberitahu,” kata Ustaz Somad.
Jangan Salahkan, Ajak Bicara
Jangan langsung menyalahkan suami atas kecanduannya dengan gadget. Alih-alih, ajak dia bicara dengan lembut. Tanyakan bagaimana perasaannya terkait penggunaan gadget yang berlebihan dan apa yang mungkin membuatnya terlalu terlibat dalam dunia maya.
Suami-Suami yang Suka Memukul—Tinjauan dari Dekat
DENGAN suara bulat para ahli menyetujui bahwa pria yang suka memukul istri pada dasarnya mempunyai ciri-ciri yang sama. Para dokter, ahli hukum, polisi, pejabat pengadilan, dan karyawan di bidang kemasyarakatan—yang pekerjaannya membuat mereka sehari-hari berhubungan dengan kekerasan dalam keluarga—semuanya menyetujui hal ini. Seorang pejabat pengadilan mengatakan, ”Cinta kepada diri sendiri—itulah ciri utamanya. Persamaan (analogi) antara pemukul istri dan seorang anak kecil benar-benar luar biasa. Kisah mengenai ledakan kemarahan diceritakan oleh setiap wanita yang saya tangani. Si pemukul dapat berhubungan secara baik dengan dunia hanya jika dunia ini dapat memenuhi kebutuhannya.” Pejabat ini menyebut si pemukul ”sosiopatis” (sociopathic), yang berarti ia tidak mampu mempertimbangkan akibat dari tindakannya.
”Hal yang menarik,” kata seorang penulis, ”pria yang suka menganiaya pada umumnya memiliki citra diri yang sangat rendah, perasaan yang sama yang mereka coba paksakan ke dalam diri korban mereka.” ”Sifat menguasai dan cemburu, juga ketidakmampuan seks dan perasaan rendah diri, adalah ciri-ciri umum dari pria yang suka memukul wanita,” kata seorang wartawan. Menyetujui ciri-ciri seorang penganiaya istri, seorang psikiater terkemuka menambahkan pendapatnya, ”Pemukulan adalah salah satu cara dari pria yang rendah diri untuk membuktikan kejantanannya.”
Jelaslah bahwa seorang pria penganiaya akan menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mempertahankan kendali dan memperlihatkan kekuasaan atas teman hidupnya. Seorang penganiaya istri menyatakan, ”Jika kami berhenti memukul, kami akan kehilangan kendali. Dan hal itu sama sekali tidak boleh terjadi, dan tidak bisa diabaikan.”
Sering, tanpa alasan, suami yang suka memukul mempunyai sifat ingin memiliki yang tidak masuk akal dan merasa cemburu. Ia mungkin mengkhayalkan hubungan yang romantis antara istrinya dengan pengantar pos, pengantar susu, teman dekat keluarga, atau siapa saja yang ditemui istrinya. Sekalipun ia memperlakukan istrinya dengan kasar, menyakiti tubuhnya, ia sangat kuatir akan perpisahan atau kehilangan istrinya. Jika istri yang dianiaya mengancam untuk meninggalkan dia, ia mungkin berbalik mengancam akan membunuhnya dan kemudian bunuh diri.
Perasaan cemburu sering muncul pada waktu sang istri hamil. Suami bisa jadi merasa terancam akan kemungkinan bahwa kasih sayang istrinya akan berpindah darinya, bahwa sang bayi akan menjadi pusat perhatian. Banyak wanita yang dipukul melaporkan bahwa tanda pertama dari penganiayaan oleh suami adalah ketika suami mereka memukul perut dengan sangat keras selama masa kehamilan yang pertama. ”Perasaan cinta kepada diri sendiri (narsisisme) yang dimiliki suami akan menyebabkan ia benar-benar ingin membunuh bakal anak tersebut,” kata seorang pejabat pengadilan.
Segi lain dari ciri-ciri pemukul istri adalah siklus kekerasan yang dialami, sebagaimana diteguhkan oleh banyak istri yang dipukul. Pada tahap pertama, suami mungkin hanya akan menggunakan caci-maki atau bahasa kotor. Ia mungkin mengancam akan mengambil anak-anak dari istrinya, dengan mengatakan bahwa istrinya tidak akan melihat anak-anak lagi. Karena merasa terancam, sang istri akan mengakui bahwa segala sesuatu adalah salah dia, bahwa dialah penyebab dari perlakuan kasar suaminya. Kini ia berada di bawah telapak tangan suaminya. Sang suami memegang kendali. Namun ia harus memiliki kekuasaan yang lebih besar. Tahap pertama ini dapat timbul setiap saat setelah perkawinan—kadang-kadang hanya dalam beberapa minggu setelahnya.
Tahap kedua mungkin akan disertai ledakan kekerasan—menendang, meninju, menggigit, menarik rambut, membanting istrinya ke lantai, mengadakan hubungan seks dengan cara yang sangat kasar. Untuk pertama kali, sang istri menyadari bahwa itu bukan salah dia. Ia berpikir bahwa penyebabnya mungkin berasal dari luar—stress di tempat kerja atau ketidakcocokan dengan teman-teman sekerja.
Segera setelah ledakan kekerasan tersebut, sang istri dihibur oleh penyesalan suaminya. Sang suami kini berada pada tahap ketiga dari siklus tersebut. Ia melimpahi istrinya dengan hadiah-hadiah. Ia memohon pengampunannya. Ia berjanji bahwa hal tersebut tidak pernah akan terjadi lagi.
Namun hal itu terjadi lagi, dan berulang kali. Tidak ada lagi penyesalan. Sekarang hal itu menjadi cara hidup. Ia selalu mengancam akan membunuh istrinya jika sang istri mengancam akan meninggalkan rumah. Ia kini berada dalam kekuasaan penuh suaminya. Ingat kata-kata seorang pemukul istri yang tadi dikutip, ”Jika kami berhenti memukul, kami akan kehilangan kendali. Dan hal itu sama sekali tidak boleh terjadi.”
Pria yang suka memukul istri selalu akan mempersalahkan teman hidup mereka karena memancing pemukulan. Seorang direktur program dari biro jasa bantuan untuk wanita-wanita yang dipukul melaporkan, ”Si pemukul akan mengatakan kepada pasangan wanitanya, ’Kamu tidak melakukan hal ini dengan benar, karena itu saya memukulmu.’ Atau, ’Makan malam terlambat, itulah sebabnya saya memukulmu.’ Selalu sang wanita yang salah dan jika tindakan mempermainkan emosi tersebut berlangsung selama bertahun-tahun, sang wanita dicuci otak untuk mempercayainya.”
Seorang istri diberitahu oleh suaminya bahwa dialah yang memancing perlakuan-perlakuan kasar tersebut melalui hal-hal yang ia lakukan dengan salah. ”Dengan meningkatnya kekerasan, meningkat pula dalih-dalihnya. Dan selalu dikatakan, ’Lihat apa yang telah saya lakukan gara-gara kamu. Mengapa kamu ingin agar saya melakukan kekerasan seperti ini?’”
Seorang bekas pemukul istri, yang ayahnya juga suka memukul istri, mengatakan, ”Ayah saya tidak pernah dapat mengakui bahwa ia salah. Ia tidak pernah meminta maaf atau mau bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Ia selalu menyalahkan korbannya.” Putranya juga mengakui, ”Saya menyalahkan istri saya sebagai penyebab semua penganiayaan yang diterimanya.” ”Selama 15 tahun,” kata yang lain, ”saya menganiaya istri saya karena ia seorang Saksi Yehuwa. Saya menyalahkan istri saya untuk segala sesuatu. Saya tidak menyadari bahwa apa yang saya perbuat begitu jahat sampai saya mulai belajar Alkitab. Sekarang hal itu menjadi kenangan yang buruk dalam hidup saya. Saya mencoba untuk melupakannya, namun hal itu selalu ada dalam ingatan saya.”
Kisah mengenai ayah dan anak, yang kedua-duanya suka memukul istri, bukan hal yang unik. Hal tersebut, sebaliknya, merupakan ciri-ciri umum dari suami yang suka memukul. Sang anak mengakui bahwa pemukulan istri telah berlangsung 150 tahun dalam keluarganya, seolah-olah diteruskan dari ayah ke anak. Menurut Koalisi Nasional Melawan Kekerasan dalam Keluarga (di A.S.), ”dari antara anak-anak yang menyaksikan kekerasan di rumah, 60 persen dari anak laki-laki akhirnya menjadi pemukul istri dan 50 persen dari anak-anak perempuan menjadi korbannya”.
Seorang penulis surat kabar mengatakan, ”Sekalipun mereka mungkin tidak kena pukul dan tidak memperlihatkan gangguan secara lahiriah, anak-anak ini telah mempelajari sesuatu yang mungkin tidak pernah akan mereka lupakan, bahwa mengatasi problem dan stress dengan cara kekerasan dapat diterima.”
Mereka yang menyediakan penampungan bagi wanita-wanita yang dipukul mengatakan bahwa anak laki-laki yang pernah melihat ibu mereka dipukul oleh ayah mereka sering berlaku kasar terhadap ibu mereka atau mengancam akan membunuh saudara-saudara perempuan mereka. ”Ini bukan hanya permainan anak-anak,” kata seseorang. ”Itu niat yang sungguh-sungguh.” Setelah melihat orang-tua mereka menggunakan kekerasan untuk mengatasi kemarahan, anak-anak menganggap itu sebagai satu-satunya pilihan mereka.
Ada sebuah lagu anak-anak (dalam bahasa Inggris) yang mengatakan bahwa anak-anak perempuan terbuat dari ”gula dan penyedap, dan segala sesuatu yang enak”. Anak-anak perempuan ini kelak tumbuh menjadi ibu dan istri, yang kepadanya sang suami mengatakan ’saya tidak dapat hidup tanpa engkau’. Jadi, jelas sekali bahwa keadilan menentang tindakan penganiayaan terhadap istri, namun keadilan siapa—manusia atau Allah?
BANGKAPOS.COM -- Bos timah di digerebek saat main judi, Buya Yahya beberkan cara istri mengingatkan suami yang suka judi.
Sebagaimana diberitakan oleh Bangkapos.com, Tim Opsnal Subdit III Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kepulauan Bangka Belitung berhasil mengamankan belasan orang penjudi yang beraksi di Kawasan Pojam atau Gudang Edo yang berlokasi di Jalan Listrik Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah.
Sebelas orang yang diamankan pada Senin (28/3/2022) kemarin ini diduga pula merupakan bos timah yang beraktivitas di Koba.
Sebelas orang yang diamankan tersebut yakni masing-masing berinisial AS, AC, AK, TN, BK, BA, BF, FS, ST, EG dan LS.
Semuanya diamankan lantaran melakukan aksi perjudian dengan permainan mahjong dan kartu remi serta barang bukti lainnya seperti uang tunai senilai jutaan dan alat main judi yaitu mahjong dan remi.
Seperti diketahui bahwa berjudi merupakan perbuatan yang dilarang.
Terlepas dari itu, orang terdekat seperti istri dan anak bahkan saudara menjadi orang yang berperan agar mengingatkan bahaya perjudian.
Terutama istri sebaiknya mengingatkan suami yang suka judi.
Dalam sebuah ceramah Buya Yahya, dia menjelaskan cara istri mengingatkan suami yang suka bermain judi.
Hal itu dia ungkapkan dalam kanal YouTube Buya Yahya diunggah pada 18 November 2019 lalu.
Pertama kali, Buya Yahya mengatakan semua suami istri pastinya mengalami permasalahan dalam keluarga.
"Semoga kita menjadi keluarga yang baik-baik semuanya," bebernya.
Dia menjelaskan apabila menemukan anggota keluarga, bahkan suami sendiri yang keluar dari jalur kebenaran hendaknya menggunakan cara ini.
"Paling utama harus kita hadirkan adalah kerinduan dulu untuk membawa dia dalam kebaikan," ungkap Buya Yahya.
Baca juga: Bolehkah Berhubungan Jelang Sahur dan Mandi Junub Setelah Imsak, Begini Penjelasan Buya Yahya
Dia melanjutkan bahwa keluarga atau istri ada rasa cemburu kenapa suami seperti itu.
Buya Yahya melanjutkan setelah mengingatkan suami maka terpenting adalah doa.
"Doa yang banyak di tengah malam agar suami atau keluarga kita diberikan petunjuk," kata Buya Yahya.
Lalu cara yang ketiga adalah ingatkan dia dengan lisan Anda yang baik.
Baca juga: Apakah Seseorang Meninggal Pada Hari Jumat Disebut Husnul Khotimah, Ini Kata Buya Yahya
"Ingatkan perilaku yang baik sehingga dia akan terpesona dengan Anda. Ini berlaku untuk semuanya," sebutnya.
Lebih lanjut Buya Yahya mengatakan bahwa cara lainnya istri mengingatkan suami harus tahu waktu dan tempat.
"Jangan sampai Anda datang di saat dia (suami) lagi maen judi dari gaple atau remi, nanti Anda dilempar," katanya.
Simak video selengkapnya di sini
Hukum Mendapatkan Uang Dari Game Online Apakah Haram
Game online saat ini paling digemari oleh banyak orang.
Pasalnya, mereka bisa mendapatkan uang dari game tersebut dengan menjual barang-barang yang ada di game untuk digunakan oleh pemain lainnya.
Lantas, apakah uang yang dihasilkan dari game itu halal atau haram?
Dalam sebuah video singkat, Buya Yahya menjelaskan hukum mendapatkan uang dari game.
Hal itu dia beberkan dalam kanal YouTube Buya Yahya yang diunggah pada pada 18 Maret 2020.
Buya Yahya mencoba memberikan jawaban tentang hukum mendapatkan uang dari game online.
"Kita tidak ngerti seperti apa sih bermain game ini. Kalau ternyata kita membayar misalnya membeli aplikasi itu semacam ini, saya membayar sesuatu kemudian saya akan mengambil.
Kalau berhasil saya dapat, kalo enggak ya enggak, nah ini judi," sebut Buya Yahya.
"Gambarannya seperti kita pergi ke mall, kita bayar dengan suatu alat.
Spekulasi kan, enggak jelas beli apa. Itu adalah haram, enggak boleh," ungkap Buya Yahya.
Buya Yahya juga menerangkan, dalam hal jika seseorang membuat suatu game di internet yang berarti online.
Kemudian siapapun menginginkan untuk dijual, game tersebut tidak ada hukum haramnya.
"Kalo masalah menjual, misalnya kita buat game online di internet, kemudian siapa pun yang menginginkan.
Kita jual, jadi game itu adalah permainan. Seperti itu asal tidak bahaya, hal-hal itu gak ada hukum haram," kata Buya Yahya.
Dia melanjutkan, game yang dapat dikatakan haram jika bermain tidak tepat dalam penggunaannya.
Contohnya saja mengganggu waktu sehingga lalai akan kewajiban atau sholat, hal-hal yang dapat membahayakan.
"Masalahnya bukan pada gamenya kan, game itu seperti permainan kan, tidak ada hukum haram asalkan tidak ada gambar aneh-aneh.
Tapi kalau sudah menjadikan lalai, lupa sholat dan sebagainya jadi haram disitu," jelasnya.
Sehingga dalam hal ini, menurut yang dikatakan oleh Buya Yahya dapat dikategorikan sebagai hal mubah (boleh dilakukan tetapi tidak benilai pahala).
"Tapi, sekarang itu jualnya kemana? Makanya, Anda kalau ingin menyewakan jangan menyewakan game. Anda akan merusak berapa banyak anaknya orang.
Sehingga orang tuanya itu marah-marah, karena anaknya tidak sholat, tidak belajar, gara-gara game," kata Buya Yahya.
Tidak hanya menjelaskan mengenai game online, Buya Yahya juga mengingatkan untuk membuat usaha atau berjualan yang lebih bermanfaat.
"Jadi kalau anda ingin jualan, jualannya bermanfaat. Kalau anda tahu, bahwasannya ingat.
Allah kan tidak tidur, kalau anda menjual macam-macam game itu untuk apa sih?
Iya orang ngerti untuk hiburan tapi bagaimana dengan kecanduan? Ini berpotensi merusak anak-anak orang lain," tegas Buya Yahya.
Selanjutnya, Buya Yahya juga menambahkan untuk lebih waspada dalam bermain game.
Jika pun memang untuk digunakan sebagai hiburan harus tetap dibatasi.
"Untuk senang-senang ya ada batasnya, kan tidak bisa dikatakan game itu haram," sebutnya.
Dia melanjutkan, kecuali yang mengarah kepada pelecehan agama, ada muatan-muatan nilai atau makna yang kotor atau jelek baru itu haram," ucap Buya Yahya.
(Bangkapos.com/Widodo)
Segera ambil tindakan jika suami mama ketahuan bermain judi baik online maupun offline
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring berkembangnya teknologi yang semakin maju, marak terjadinya kasus judi online. Hal tersebut tentu membuat para istri di luar sana mulai waspada terhadap sikap pasangannya. Sebagai seorang istri, Mama dituntut untuk lebih memperhatikan suaminya, jangan sampai suami terjerumus dalam dunia perjudian.
Bagi Mama yang mempunyai suami sudah terlibat permainan judi, Ustaz Abdul Somad menganjurkan untuk segera mengambil sikap. Usahakan jangan dibiarkan begitu saja. Kebiasaan buruk tersebut bisa diatasi dengan bantuan wali mama.
Melansir dari kanal YouTube Dakwah Singkat Padat, berikut Popmama.com telah merangkum informasi terkait cara menyikapi suami yang suka main judi menurut Ustaz Abdul Somad.