Jenderal Polisi (Purn) Sutarman
Jenderal Polisi (Purn) Surojo Bimantoro
Sedangkan bunga mentimun dapat disebut dengan "montro" dalam Bahasa Jawa
Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso
Kalau bunga pada pohon pisang dalam Bahasa Jawa dapat disebut dengan "ontong"
Kalau bunga jagung dalam Bahasa Jawa dapat disebut dengan "sinuwun" atau "jeprak", ya!
Nah, itu dia 10 nama-nama bunga dari berbagai tanaman dalam Bahasa Jawa. Bagi kamu yang sedang belajar Bahasa Jawa, semoga dapat menambah wawasan kamu, ya!
Baca Juga: 10 Kosakata Bahasa Indonesia yang Mirip dengan Bahasa Spanyol
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
MAKLUMAT – Sebanyak 580 anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 dijadwalkan menjalani pelantikan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024). Dari 580 anggota DPR RI, terdapat 87 nama anggota DPR RI dari Jawa Timur.
Mereka terpilih berdasarkan hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 lalu, yang digelar serentak bersama Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres).
PDIP menjadi partai politik (parpol) pemenang dengan meraih 110 kursi, disusul Partai Golkar 102 kursi dan Partai Gerindra yang meraih 86 kursi. Partai NasDem meraih 69 kursi, disusul PKB 68 kursi, PKS 53 kursi, PAN 48 kursi, serta Partai Demokrat meraih 44 kursi.
Di Jawa Timur, Pileg 2024 terbagi dalam 11 daerah pemilihan (dapil) dengan total 87 kursi yang dialokasikan.
PDIP menjadi parpol paling banyak meraih kursi anggota DPR RI dari Jawa Timur, dengan total 19 kursi. Secara berurutan, PKB meraih 18 kursi, Gerindra 14 kursi, Golkar 13 kursi, NasDem 7 kursi, Demokrat 6 kursi, PKS dan PAN masing-masing 5 kursi. Berikut daftar nama Anggota DPR RI dari Jawa Timur:
1. Bambang Haryo Soekartono (Gerindra) 2. Puti Guntur Soekarno (PDIP) 3. Arzeti Bilbina Setiawan (PKB) 4. Arizal Tom Liwafa (PAN) 5. Adies Kadir (Golkar) 6. Lita Machfud Arifin (NasDem) 7. Dhani Ahmad Prasetyo (Gerindra) 8. Reni Astuti (PKS) 9. Indah Kurnia (PDIP) 10. Lucy Kurniasari (Demokrat)
1. H. Faisol Riza (PKB) 2. Anwar Sadad (Gerindra) 3. Moh. Haerul Amri (NasDem) 4. Dr. H. Moh. Irsyad Yusuf (PKB) 5. H. Mukhamad Misbakhun (Golkar) 6. dr. H. Mufti A.N. Anam (PDIP) 7. Syaiful Nuri (PAN)
1. Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh (PKB) 2. Sonny Tri Danaparamita (PDIP) 3. Zulfikar Arse Sadikin (Golkar) 4. Sumail Abdullah (Gerindra) 5. HM. Nasim Khan (PKB) 6. Dina Lorenza Audria (Demokrat) 7. Ina Ammania (PDIP)
1. H. Rivqy Abdul Halim (PKB) 2. Bambang Haryadi (Gerindra) 3. Arif Wibowo (PDIP) 4. M. Nur Purnamasidi (Golkar) 5. H. Charles Meikyansyah (NasDem) 6. Amin, Ak., MM. (PKS) 7. Ach. Ghufron Sirodj (PKB) 8. Kawendra Lukistian (Gerindra)
1. Muh. Hassanudin Wahid (PKB) 2. Dr. Ahmad Basarah (PDIP) 3. Moreno Soeprapto (Gerindra) 4. Ahmad Irawan (Golkar) 5. dr. Gamal (PKS) 6. Ali Ahmad (PKB) 7. Ir. Andreas Eddy Susetyo (PDIP) 8. H. Ma’ruf Mubarok (Gerindra)
1. Pulung Agustanto (PDIP) 2. Dr. Anggia Erma Rini (PKB) 3. Muhammad Sarmuji (Golkar) 4. Ir. Endro Hermono (Gerindra) 5. Romy Soekarno (ket: Sri Rahayu/Arteria Dahlan mundur)(PDIP) 6. Nurhadi (NasDem) 7. Ir. Ahmad Rizki Sadig, M.Si. (PAN) 8. H. An’im Falachuddin Mahrus (PKB) 9. Dr. Ir. Heru Tjahjono (Golkar)
1. Edhie Baskoro Yudhoyono (Demokrat) 2. Novita Hardini (PDIP) 3. H. Ahmad Iman Sukri (PKB) 4. Drs. Supriyanto (Gerindra) 5. Dr. Ali Mufthi, S.Ag., M.Si. (Golkar) 6. Sartono, SE., MM. (Demokrat) 7. Ir. Budi Sulistyono Alias Kanang (PDIP) 8. Riyono, S.Kel., M.Si. (PKS)
1. Rusdi Kirana (PKB) 2. Hj. Sadarestuwati (PDIP) 3. M. Habibur Rochman, SE. (NasDem) 4. M. Yahya Zaini, SH. (Golkar) 5. Moch. Irfan Yusuf (Gerindra) 6. Hj. Meitri Citra Wardani, SH. (PKS) 7. Drs. H. Guntur Sasono (Demokrat) 8. Abdul Hakim Bafagih (PAN) 9. Dr. (HC) Drs. A. Halim Iskandar (PKB) 10. Banyu Biru Djarot (PDIP)
1. Dra. Haeny Relawati Rini Widyastuti, M.Si. (Golkar) 2. Dr. Hj. Anna Mu’awanah (PKB) 3. Wihadi Wijanto (Gerindra) 4. H. Abidin Fikri, SH., MH. (PDIP) 5. Eko Wahyudi (Golkar) 6. Hj. Ratna Juwita Sari (PKB)
1. Nasyirul Falah Amru (PDIP) 2. Jazilul Fawaid (PKB) 3. Ahmad Labib (Golkar) 4. Jiddan, SE., SH. (NasDem) 5. Khilmi (Gerindra) 6. Nila Yani Hardiyanti (PDIP)
1. M. H. Said Abdullah (PDIP) 2. Dr. Eric Hermawan (Golkar) 3. H. Syafiuddin (PKB) 4. Slamet Ariyadi, S.Psi. (PAN) 5. Willy Aditya (NasDem) 6. H. Hasani Bin Zuber, S.IP. (Demokrat) 7. R. H. Imron Amin (Gerindra) 8. Ansari, S.Pd.I (PDIP)
Bahasa Jawa dikenal memiliki keunikan dan rasa khas tersendiri. Bagi orang Jawa, mungkin selama ini kita lebih familiar dengan nama-nama pohon atau buah dalam bahasa Jawa.
Dalam Bahasa Jawa, nama bunga dari tanaman-tanaman juga memiliki istilahnya sendiri. Namun, untuk kategori bunga dan tanaman ini ternyata belum banyak yang mengetahui penyebutannya, lho! Bahkan bagi orang Jawa sendiri.
Bagi kamu yang sedang belajar Bahasa Jawa, mungkin kamu dapat mempelajari nama-nama bunga dari berbagai tanaman dalam bahasa tersebut. Berikut 10 nama-nama bunga dan tanaman dalam Bahasa Jawa yang wajib kamu tahu.
Gedung Bareskrim Mabes Polri.
Jenderal Polisi (Purn) Sutarman adalah mantan perwira tinggi Polri yang lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 5 Oktober 1957. Setelah lulus dari Akpol pada tahun 1981, karirnya berkembang dengan baik seiring waktu. Ia mengemban berbagai jabatan strategis, seperti Kapolda Jawa Barat dan Metro Jaya, Kabareskrim Polri (2011-2013), dan Kapolri (2013-2015).
Melansir dari laman Antara, Sutarman diangkat sebagai Kapolri sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 67 Polri 2013 yang ditandatangani pada 24 Oktober 2013, dan pelantikannya dilakukan oleh Presiden SBY pada 25 Oktober 2013.
Jenderal Hoegeng Imam Santoso
Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Imam Santoso merupakan figur yang telah dikenal luas di tengah masyarakat Indonesia. Beliau yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia selama tiga tahun, dari tahun 1968 hingga 1971, dikenal sebagai sosok polisi yang memiliki integritas tinggi, hidup sederhana, dan penuh dedikasi.
Hoegeng Imam Santoso dilahirkan di Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 14 Oktober 1921. Ia kemudian meniti karier di kepolisian hingga mencapai posisi tertinggi sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Soetjipto Joedodihardjo pada tahun 1968.
Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto mencoblos di Pilkada DKI
Berikutnya, ada tokoh yang patut diperhatikan, yaitu Jenderal Polisi (Purn) Sutanto. Kelahiran Comal, Pemalang, Jawa Tengah pada tanggal 30 September 1950, mantan Kapolri ini memiliki latar belakang pendidikan dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1993. Tidak hanya berhasil lulus, Sutanto juga meraih penghargaan Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik.
Perjalanan karirnya di Kepolisian Indonesia sungguh mencolok. Dia telah mengisi sejumlah jabatan penting, termasuk sebagai Kalemdiklat Polri (2002-2005), Kalakhar BNN (2005), dan bahkan menjabat sebagai Kapolri (2005-2008). Dilantik oleh Presiden SBY pada 8 Juli 2005, posisi Kapolri dipegangnya menggantikan Jenderal Polisi Da’i Bachtiar.